Tuesday, September 06, 2016

Behind the scene-

Iya saya tulis ini sebagai catatan perjalanan proyek-ku.
Saya pernah di marahin konsumen, di anggep gak bener ngurusin kerjaan ini, di harkosin dikerjaan ini. Sampe udah pesen tapi gak mau bayar karena ilustrasinya gak mirip. Sampe segitunya.

Bisnis ini lahir dari kesenangan, keisengan, dan keceriaan pembuatnya tentang desain. Sempet saya pengen menyudahi bisnis ini. Saya harus cari lagi peluang baru yang tentu marketnya lebih jelas. Saya gak punya basic bisnis/enterpreneur apapun. Makanya jalannya seadanya, semampunya saya sendiri. Pada saat kuliah, saya harus bagi waktu, kalo kuliah beres jam 4 sore, lalu rapat sampe magrib, saya baru bisa ke percetakan beres magrib. Itupun saya waktu itu masih ngangkot. Dan sampai rumah sekitaran jam 8. Belum lagi ditambah LI untuk tutorial yang hampir ada tiap minggunya. Capek iya, tapi gimana kalo gak saya terusin.

Proyek ini lahir karena saya awalnya mungkin terlalu berani mengambil resiko, tidak berpikiran jauh kedepannya. 
Proyek ini lahir karena dukungan teman-teman saya di fk, banyak yang memuji, tapi ada juga yang sampai tidak menghargai saya. Saya ingat betul ketika saya dulu tidak punya uang, sedangkan uang harus tetap ada sampai akhir bulan. Waktu itu teman saya memesan ilustrasi 2. Saya sudah buatkan, ternyata apa... dia minta ingin mengulangnya. Baiklah sebagai garansi saya pasti menggantinya bila ilustrasinya tidak mirip. Lalu ketika saya ganti, ternyata dia hanya membayar 1. Dan tidak menerima ilustrasi yang 1 lagi. Kecewa iya, bagaimana tidak. Saya berharap pada manusia yang melalui dirinya lah saya mendapatkan rezeki yang mungkin tidak seberapa. Hanya bisa ikhlas, tapi jujur. Berbuat ikhlas itu sangatlah sulit.

Sekarang saya sampai dimana saya akan memasuki pendidikan klinik, dengan jadwal yang tidak pasti dan ditambahnya jam jaga di Rumah Sakit. Saya sendiri bingung, mau dibawa kemanakah bisnis ini, karena saya pasti tidak bisa mengerjakannya sendiri.

Dear temen-temen yang mungkin membaca ini, saya tidak menyarankan juga kalian memesan saya, tetapi pesanlah secara profesional. Tidak dengan cara yang tidak bertanggung jawab. Tanpa kalian sadari, kalian telah memutus rezeki orang lain yang mungkin baginya sangat dibutuhkan.

Atau mungkin.... sebenarnya itu bukan rezeki saya. Keep husnudzon. Mari introspeksi diri :) Semoga Allah mengganti rezekinya berkali lipat. Aamin

Monday, August 29, 2016

Graduation.

Akhirnyah! Sampai juga di titik ini juga. Ini merupakan awal perjuangan di tahap selanjutnya. Setelah kemarin sampai di akhir PPSK (Program Pendidikan Sarjana Kedokteran) / Pre-clinic, sekarang masuk tahap baru yaitu P3D (Program Pendidikan Profesi Dokter)



Nggak tau bakal se-menyeramkan apa, kalo denger dari kakak-kakak tingkat sih....iya koass itu capek, harus tahan banting, kuat fisik dll.

Kadang mikir juga, untuk sampai tahap ini aja udah sangat bersyuukuuuur, melewati belasan ujian dengan berbagai tingkat. Ujian lisan-tulisan-skill-lab yang perjuangannyaaaa sungguh luar biasa. Melewatkan berbagai event, mau main sampai mikir-mikir berkali-kali karena udah deket waktu ujian. Mau open order pesenan juga mikir lama. Karena takut gak bisa dikerjainnya. Tapi semua itu udah terlewati. 1 tahap berhasil, tapi tidak sempurna. Karena saya tidak mengejar nilai sampai cumlaude. Karena itu bukan keinginan dari pencapaian saya. Hehehehe Yang saya inginkan adalah seimbang dunia-akhirat. Iya, saya masih coba sampai saat ini, sampai batas keimanan saya. 

Terimakasih bapak-mamah, sudah membantu mewujudkan keinginan anaknya menjadi Dokter. Terimakasih atas usahanya mencari uang sana-sini untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Aku tau, ini gak mudah. Memasukkan anak di fakultas kedokteran swasta bagi kami keluarga yang biasa-biasa saja secara financial tidaklah mudah. Uang masuk yang mahal, ditambah harus bayar untuk koass lagi. Maafkan ya mah-pa. Sejujurnya saya ingin bantu, dari proyek-proyek saya, tapi uangnya malah saya gunakan untuk keperluan sehari-hari.

Suatu saaat pasti kalo ada uangnya saya ganti, ya walaupun pasti gak akan mengganti sepenuhnya. InsyaAllah apa yang diberi oleh mamah-bapak menjadi berkah dan berguna nantinya. Semoga mamah-bapak bisa menemani dan melihat anaknya di sumpah dokter nanti, sampai saatnya tiba aku menikah masih bisa didampingi oleh mereka.





Tertanda, anak bungsu yang sudah menjadi Sarjana :)

Sunday, August 28, 2016

#88LoveLife Vol. 2

Sebenarnya saya sudah mengikuti Diana Rikasari dari zaman SMA, zaman-zamannya blog booming saat itu, dan sangat menarik! Kak Diana selalu berbeda dari yang lainnya, gaya&fashionnya pun eye catching sekali!

Saat kak Diana launching buku #88LoveLife Vol.1 saya langsung beli dan penasaran, ternyata bukunya dapat merubah mindset saya, kemudian beberapa bulan kemudian hadir #88LoveLife vol. 2 yang kecenyaaaa super! Lebih suka buku ke-2 karena lebih ngena! Aku belajar menjadi positif thinking, mencoba lebih bersyukur dengan keadaan yang kupunya sekarang :)

Buku #88LoveLife ini hadir dengan ilustrasi-ilustrasi super awsome dari Kak Dinda dimana aku juga fans kak Dinda dari zamannya masih aktif ngeblog. Aku paling suka ilustrasi yang ini. Cocok banget antara quotesnya dan juga colorfull sekaliiiii <3



Kalo dari quotes, berhubung ku suka kata-kata yang membuat motivasi, jadi quotes terbaik di #88LoveLife Vol. 2 ku


Stop whining, be grateful. Kadang kita gak sadar, selalu merengek dan lupa bersyukur dengan apa yang kita dapat. Dan di quotes ini mengingatkan untuk selalu bersyukur hal sekecil apapun. Karena orang lain belum tentu bernasib sama dengan kita :)

#88LoveLife dikemas dengan berbagai quotes yang apik dengan ilustrasi yg supeeer cute, beberapa ceritanya sama dengan kehidupanku. Dan pada saat itu aku bingung untuk menentukan aku harus mengerjakan apa. Aku merupakan mahasiswa di Fakultas Kedokteran di Bandung, tetapi aku merasa passion ku di bidang design, aku ingin sekali mengembangkan design ini dengan waktu yang sangat terbatas karena kesibukan ku menjadi mahasiswi FK dan nyaris menyerah. Akhirnya setelah membaca #88LoveLife, qutes ke 70 mengatakan "The journey to understand what we want to be in life, can be very though and full of challenges, but never give up because eventually it will all just come tou you-like a soulmate" akhirnya sambil aku menyelesaikan kuliahku, aku ber-wirausaha dengan design ku. aku yakin perjalanan ini semua ada manfaatnya. Aku bisa menjadi dokter yang memiliki usaha di bidang design, aku yakin ini adalah jalan terbaikku. Dan sekarang aku menjalaninya dengan sangat enjoy!

Tuesday, August 23, 2016

Berteman dengan Kesendirian

Selama ini aku berteman dengan kesendirian. Iya, sendiri. Karena aku masih bisa melakukannya, itu prinsipku. Aku berusaha berteman dengan siapapun tapi aku harus bisa sendiri tanpa siapapun, karena tanpa kita sadari orang-orang disamping kita datang dan pergi secara bergantian. Baik itu teman/sahabat/pacar (Kecuali keluarga). Aku tak perlu pacar karena dalam islam tidak ada pacaran. Aku pun pernah merasakan pacaran tapi tidak untuk diulang, aku yakin ini saatnya sendiri sampai waktunya tepat. Islam memberikan mu hak cinta tetapi cinta yang halal. Ingin sekali rasanya aku menyimpan kesendirian ini sampai tiba waktu yang tepat (InsyaAllah). Iya itu prinsip. Disaat orang lain pacaran, membawa pacarnya ke rumah & dikenalkan ke orangtuanya (bahkan tidak tau sampai kapan masa pacarannya), ketika orang lain di mall bersama kekasihnya, ketika semua kegiatan dilakukan dengan pacarnya, manis-manisnya pacaran itu semua karena setan :) 

Sebab itulah aku senang dalam kesendirian. Sepahit-pahitnya adalah berharap dengan manusia, karena berharap selain Allah itu membuat kecewa. Lalu mengapa masih berharap? itu prinsip kedua ku. Dulu, aku sering marah/ngambek/bt jika ada teman yang tidak mau/membatalkan pergi denganku. Tapi sekarang, aku enjoy menjalaninya. Aku tidak perlu khawatir siapa temanku, aku tidak perlu marah jika temanku membatalkan janjinya untuk pergi bersama ku, karena kita orientasinya mengacu pada Allah. Berharap itu sama Allah, jangan sama yang lain.

Walaupun banyak yang mengejek/bully(dengan maksud bercanda) kenapa jomblo lah atau hal apapun yang berkenaan dengan kesendirian, tapi gapapa. Asalkan jomblonya mulia, tidak mendekati zinnah. Iya untuk kamu yang membaca ini, janganlah engkau menghalalkan yang di haramkan, mengatakan bahwa pacaran syar'i lah, pacaran islami lah, atau merasa pacaran nya "gak ngapa-ngapain kok", pacaran nya mau nikah (kalo jadi sih itu juga) itu sama saja bohong.


Maka dari itu, aku berteman dengan kesendirian.
Mungkin beberapa orang mayoritas tidak percaya dengan prinsip ku, tapi inilah yang sesungguhnya.  

P.S : Tolong tegur aku bila aku melakukan pacaran, dengan melihatkan bukti tulisan ini. Karena aku ingin menjaga diriku seutuhnya. Aamin.

Thursday, July 07, 2016

Tentang Mimpi

That moment when......temen kamu sudah masuk ke dalam jenjang selanjutnya. Jenjang disini dalam arti kata menempuh pendidikan selanjutnya, ada yang dapet beasiswa, atau lanjut S2 nya, ataupun extension untuk S1 dari D3 atau mengambil kuliah profesi seperti Apoteker/Koass. Hehehe jalan orang kan berbeda-beda, begitu pula dengan aku yang masih mengenyam pendidikan di ujung PPSK (Program Pendidikan Sarjana Kedokteran). Statusku saat ini masih Soon to be S.Ked ya, hehehe. Jadi dokter itu lama, kalo mau cepet, ya gausah pilih jalan ini. Jadi dokter itu tujuannya ikhlas, kalo tujuannya kaya, mending jadi Pengusaha aja. 

Mungkin sekarang kerasanya berat, tapi kadang suka amaze sama perjalanan hidup yang sudah melangkah sejauh ini, one step closer to reach my dream! Dalam 2-3 tahun lagi aku akan menjadi dokter. Sebuah pencapaian yang sangatlah diimpikan dari dulu. Tapi kenyataannya.... profesi ini sungguhlah berat, karena berhubungan dengan "nyawa" manusia, makanya kuliahnya gak main-main.

Sampai saat ini, saya sih masih punya cita-cita untuk menjadi dokter-preneur. Menjadi dokter dan wiraswasta adalah bukan hal yang mudah untuk menjalankan keduanya. Dari sekarang, saya dituntut untuk dapat membagi waktu antar keduanya. Menjalankan project di HOW's Project membuat saya harus dapat bersifat fleksibel dimanapun dan kapanpun. Entah nantinya saya akan melanjutkan ke tahap PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) atau ngga, itu urusan nanti. Sampai sekarang juga banyak yang sering bertanya "Hen, mau ambil spesialis apa?" Lalu aku hanya jawab "Belum tau nih.. karena kata orang, kita bisa interest ke salah satu spesialis saat kita mengikuti stase di Koass nanti" Hehehehe.

Ketika saya berpikir jauh kebelakang, yaampun ternyata bisa juga ya survive dalam PPSK, gak nyangka... Tapi sebenarnya, tantangan selanjutnya pasti lebih berat. Mendengar cerita Kakak-kakak kelasku tentang koass, membuat ketakutan akan kehidupan di P3D (Program Pendidikan Profesi Dokter) nanti tak terbayangkan. Semoga masih bisa survive ya, aamiin. 

Btw, awal agustus nanti sudah saatnya sidang sarjana, semoga lulus dan dilancarkan. Doakan ya! :D

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...