Sunday, February 16, 2014

16Feb14

Hai. Akhirnya hari ini beres, hari yang cukup melelahkan. Hari ini tepat tanggal 16 Februari 2014, kakak saya, yaitu Hanna Aprilianti Wijaya sudah resmi sebagai seorang istri. Terbersit kesedihan saat saya melihat proses sungkeman. Bapak dan mama meneteskan air mata, dan saya sudah berkaca-kaca. Hari dimana orangtuaku melepas tanggung jawabnya sebagai orangtua terhadap kakakku, dan tanggung jawabnya itu diberikan pada suaminya. Tidak pernah saya liat bapak nangis kecuali saat itu, berat bagi bapak melepaskan putri sulungnya. Sedangkan mama, mama sudah terlihat tegang dari awal acara, dan puncak nya memang di prosesi sungkeman itu. Mama sudah terlalu banyak berkorban bagi anak-anaknya. Mama yang selalu membebaskan anaknya memilih jurusan di perkuliahan sesuai dengan minatnya sendiri. Mama yang selalu bangga anaknya sebagai (calon) dokter.

Entah mengapa, prosesi itu semakin menyadarkan saya bahwa orang tua sangatlah berperan  besar dalam kehidupan anak-anaknya. Dari mulai lahir, sampai kepada hari ini, mama mengurus aku dan juga kakakku dengan berbagai perjuangan. Mama senang hari ini karena acara berjalan cukup lancar dan juga tamu undangan datang dari berbagai wilayah. Mama memiliki peranan penting dalam pernikahan kakakku ini, semua orang pada hari H- mencari dan menanyakan prosedur pernikahannya bagaimana, Mama mem-back-up semuanya, dan mama lah yang paling tahu segalanya. Mama sudah banyak berkorban untuk anak-anaknya, sekarang tinggal lah aku dan kakakku yang laki-laki yang menjadi tanggung jawab besarnya. Mama ingin melihat kami semua sukses, mama ingin membuktikan bahwa "Anak Guru itu Hebat" 

Kalau bicara tentang bapak, bapak lebih terlihat "cool" dan tidak banyak berkata. Bapak langsung menegur apabila anak-anaknya ada yang melakukan kesalahan. Tapi dari perlakuannya, terlihat sekali bapak menyayangi anak-anaknya. Bapak sering bilang, "hidup itu ya harus kerja keras....."

Bapak, Mamah, saya sangat sayang kalian.
Anakmu, Henny-






Wednesday, February 05, 2014

Innalillahi wa innailaihi rajiun

Innalillahi wa innailaihi rajiun
Setelah mendapat kabar duka dimana-mana, mulai dari ayahnya teman saya, lalu kakak kelas saya, kemarin hari minggu saya dapet kabar duka dari tetangga saya sekaligus dokter gigi behel saya, rasanya sakit. Gak pernah sesakit ini dan sesedih ini, mungkin karena kebaikan beliau. Saya merasakan kehilangan nya, atas jasanya, atas kebaikannya dan atas kemuliaannya. Memang benar pada dasarnya manusia akan kembali kepada-Nya.

Flash back dikit, saya udah lama gak kontrol behel, udah sekitar 3 bulanan, ini karena kemarin ujian sistem RPS yang lumayan hampir 1 bulan ujiannya, dari bulan desember-februari 2014, waktu itu saya telfon beliau, katanya beliau lagi sakit. Itu sekali-kalinya saya mau nyempetin ke beliau. Tapi karena beliau berhalangan jadi saya gak jadi pergi ke drg. 
padahal saya udah janji mau lebih rutin kontrol behel karena jarak dari kosan ke tempat praktek beliau lebih deket.

Lalu tiba-tiba sekitar 6 hari yang lalu saya tiba-tiba dapet telfon dari mama bahwa drg saya (Bu Hera panggilannya) sakit, dan sudah didiagnosis Kanker Payudara Stadium 4. Awalnya mama hanya meyebutkan bahwa ada benjolan di ketiak, saya curiga itu kanker payudara, karena saya sudah belajar tentang kasus tersebut, tapi saya cuma bilang mama "hati-hati mah, takut kanker" itu gak ada maksud, dan tiba-tiba 1 hari selanjutnya mama bilang bahwa beliau didiagnosis kanker payudara. Bener dugaan saya, langsung kaget dan juga shock. Bagaimana bisa beliau langsung didiagnosis dengan kanker payudara, padahal ada banyak cara untuk mendeteksi lebih dini penyakit tersebut. Dan langsung memikirkan prognosis kasus tersebut.... tapi saya optimis beliau bisa sembuh..

Lalu lusa, hari kamis, saya bersama mama menengok ke RSHS (rumah sakit hasan sadikin) dan beliau sudah sadar-gak sadar, lalu kondisinya berbeda sekali, beliau biasanya sangat energik dan juga ceria, tapi pada saat itu saya melihat beliau kesakitan dan juga selalu beristigfar karena menahan rasa sakitnya, saya bingung harus berbuat apa. saya ga bisa apa-apa, yang saya bisa lakukan berdoa untuk kesembuhannya. Banyak juga tetangga yang menengok dan menungguinya.

Tiba-tiba hari minggu mama bilang, stadiumnya sudah lanjut. itu sudah merupakan hasil biopsi. Dan setelah gak lama, mama bilang bahwa beliau sudah tidak ada. Sulit untuk saya mempercayainya, beliau yang kini sudah tenang bersama-Nya, Allah lebih sayang beliau, Allah menyuruh beliau beristirahat karena didunia beliau merupakan pekerja keras, beliau ini dokter gigi yang ter-ramah menurut saya. Beliau aktif dalam kegiatan RT, kegiatan mesjid, dan hobi memasak. Bila saya berpapasan dengan beliau, saya selalu diajak ke mobilnya dan diajak ngobrol. Beliau sangatlah supel dengan anak remaja, karena mayoritas pasiennya adalah remaja.

Sekarang sudah sekitar 3 hari atas kepergiannya, tetapi saya kadang sulit mempercayainya. Sulit bagi saya menerima, tapi saya sudah ikhlas. Allah mungkin memiliki rencana lain yang lebih indah....

beliau selalu ceria, kuat, dan juga beliau sangatlah sayang terhadap anak-anaknya dan lingkungannya. Mayoritas di komplek kami, drg. nya adalah beliau, beliau selalu memberi "diskon" pada tetangganya, sampai sekitar 50% dari harga normalnya. Karena beliau bilang, "harga tetangga" 

Entahlah, dari kepergian beliau saya mendapatkan pelajaran, jangan sia-siakan orang yang kamu sayang, terutama orang tua mu. Saya selalu ingin menemani mama dan bapa, tapi kondisi sekarang sulit untuk saya menemani mereka setiap saat, saya yang saat ini belum bisa membahagiakan orang tua saya, Allah, izinkan saya untuk membahagiakan mereka terlebih dahulu. Saya ingin melihat orangtua saya menyaksikan kesuksesan saya, dan juga melihat saya menjadi dokter. 

Terlalu banyak yang sudah dipanggil oleh-Nya, Allah lebih sayang mereka, orang baik dipanggil terlebih dahulu...... 

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...